Selasa, 08 Maret 2011

Cara yang Tepat dalam Meminta Maaf

Semua orang tidak pernah luput dari kesalahan.
Orang yang berjiwa besar, selalu mengakui kesalahan dan mau meminta maaf. Nah berikut adalah cara yang tepat untuk meminta maaf.

1. Jujur saat menghadapi masalah
Artinya biasakan bersikap terbuka pada orang lain. Jangan takut mengungkapkan permasalahan yang Anda hadapi. Jika ia tahu masalah yang Anda hadapi dan ternyata Anda berbuat kesalahan, mungkin orang lain akan bisa memahami dan Anda harus bisa menjelaskan perbuatan/kesalahan Anda tersebut pada orang itu.
2. Berani mengakui kesalahan
Jangan takut atau malu mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Berani mengakui kekuarangan dan kesalahan adalah ciri orang berjiwa besar.
3. Menampakkan penyesalan
Jika Anda mengalami ini katakan betapa Anda sangat menyesal telah menyakiti hatinya. Namun, penyesalan yang Anda lakukan hendaknya bukan sekedar lip service alias ucapan dibibir. Penyesalan yang mendalam dan tulus akan terbaca dari sikap yang Anda tampilkan.
4. Mau berubah
Jiwa besar untuk mengakui dan menampakkan penyesalan wajib diikuti perbaikan sikap dan perilaku. Jika setelah meminta maaf Anda tetap mengerjakan pekerjaan yang merugikan atau menyakitkan hatinya, tentu permohonan maaf Anda tak akan berarti apa-apa.
5. Menyenangkan hatinya
Usai meminta maaf, lengkapi komunikasi dengan mengerjakan hal-hal yang dapat menyenangkan hatinya. Dan kalau perlu berikan perhatian yang lebih dari biasanya.
6. Tidak mengulangi kesalahan yang sama
Berusahalah untuk konsekuen terhadap janji yang telah Anda ucapkan padanya. Kesungguhan Anda untuk tidak melakukan kesalahan serupa akan membuat Anda lebih berhati-hati dalam melangkah.
7. Siap menerima kritik
Jangan sekali-kali merasa apa yang Anda lakukan selalu benar. Berbesar hati untuk menerima pendapat atau kritik adalah salah satu cara untuk meminimalisir kesalahpahaman.
Deniss R. Tesdell, penulis dan seseorang pelatih pengembangan pribadi anggota International Coach Federation, menyajikan sepuluh cara meminta maaf. Menurut Tesdell, cara – cara ini bisa berhasil tergantng pada jenis masalah, bagaimana cara anda melakukannya, siapa orang yang anda tuju, serta situansinya.
Bila anda ingin sungguh – sungguh meminta maaf, tak ada salahnya menyimak teknik Tesdell berikut :
1. Dekati Lewat Telepon.
Telepon sering menjadi alat utama untuk meminta maaf yang langsung menuju sasaran. Kadang telepon menjadi pilihan terbaik. Jika anda menyinggung perasaan seorang teman dan dia berada di lain kota, maka permintaan maaf yang tultus melalui telepon biasanya diterima. Pada suatu saat tertentu orang memang tidak berminat atau tidak siap mendengar permohonan maaf. Namun, kalau ada masalah jarak seperti itu, alasan yang anda sampaikan bisa dimengerti.
2. Surat Penjelasan.
Menulis surat, baik surat cinta, surat persahabatan, atau surat yang mengekspresikan perasaan menyesal, bisa menjadi penyammpai pesan yang berdampak besar bagi seseorang. Surat sangat efektif terutama jika anda terlalu nervous, kesulitan menghadapi orang secara langsung, atau tinggal berjauhan dengan mereka. Sangat bijaksana jika anda tulis konsepnya dulu. selesaikan konsep, diamkan semalam, lalu baca lagi keesokan harinya. Pastikan surat itu benar – benar mewakili maksud dan tujuan anda. segarnya pikiran dan emosi sering membuat kita bisa menyatakan sesuatu dengan lebih baik. Ingatlah, apa yang sekali anda tulis itu berpeluang tetap ” hidup ‘ dalam jangka waktu lama. Pastikan anda siap dan bisa menangani setiap konsekuensi dari isi surat tersebut.
3. E-mail atau Voicemail.
Teknologi banyak membantu dan memberi banyak pilihan bagi aktifitas komunikasi. Jika anda sulit untuk berkomunikasi lewat telepon atau surat, atau karena untuk beberapa alasan anda, pilihannya bisa lewat e-mail atau voicemail. Bisa saja e-mail atau pesan voicemail itu memukul balik anda jika orang yang anda tuju membiarkan saja pesan tersebut. Atau bahkan membiarkan orang lain mengetahui isinya. Tapi jika anda sugguh dan tulus, baik dalam setiap kata maupun tekanan suara, anda tak perlu terlalu takut. Jika anda pakai voicemail, sebaiknya anda membuat konsep pesan dulu. Waktu rekam sebaliknya 30 – 60 detik. Andapun bisa menelepon ulang untuk merampungkan pesan. Perhatikan betul tekanan nada suara anda.
4. Kirim Kartu atau Hadiah.
 Kirim bunga, kartu, permen, kue, buah – buahan, kalung dan berbagai hadiah lainnya adalah cara lama mengungkapkan apologi. Kartu bisa jadi alat yang sangat mengesankan. Kini banyak macam kartu dengan desain modern digunakan untuk aneka keperluan. Bila pakai kartu, jangan lupa bubuhkan catatn tulisan tangan. Sesuaikan dengan situasinya jika ingin menambahnya dengan hadiah. Kalau menyangkut orang terkasih, berikan “sentuhan” lain. Berikan apa yang benar – benar dia sukai. Beri dia sesuatu yang special. Sementara untuk rekan bisnis atas shabat, hadiah semata hanya pilihan. Mengajak mereka makan siang atau makan malam seperti lebih mengena.
5. Bertemu Muka Langsung.
Bagi sebagian orang cara seperti bisa dianggap”mengerikan”, layaknya melihat hantu. Merka merasa sulit jika harus melihat berbagai macam ekspresi orang yang kecewa. Namun, jangan berhenti hanya karena ketakutan. Hadapi mereka layaknya satu jenis”musik”yang tidak anda suka. Hilangkan ketakutan dengan bersikap rendah hati. Kerjakan saja apa yang menurt hati dan pikiran anda perlu dikerjakan. Orang akhirnya akan menghargai keberanian anda, bahkan diri anda sendiri akan sangat menghargai sikap itu. Tersenyum ramah, tertawa, menjabat tangan, memeluk, atau bermacam ekspresi keakraban dan kasih sayang lainnya akan sangat membantu.
6. Lewat Perantara.
Sebenarnya ini tidak direkomendasikan. Apalagi bila masalahnya terlalu bersifat pribadi. Namun jika situasi tak memungkinkan, menyatakan permintaan maaf, bisa menggunakan alternatif ini. Apalagi bila permintaan maaf itu harus segera anda lakukan. Meski begitu, jangan berharap terlalu banyak terhadap cara ini dibanding cara lainnya.
7. Ganti Rugi.
 Katakan anda secara tidak sengaja memecahkan pot bungan antik tetangga, lalu apa yang akan anda lakukan ? Pertama, mengakui dan bertanggungjawab atas kerusakan. Kedua, menawarkan ganti rugi barang atau apa saja yang nilainya sama atas kerusakan tadi. Tapi, memperbaiki”kerusakan hati” atau mengganti”perasaan kecewa” jelas lebih sulit. Untuk mengatasinya, anda bisa minta maaf sekaligus bertanya apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaanya. Kadang jika dibarengi dengan tindakan konkrit, permintaan maaf bisa lebih diterima.
8. Maaf Terbuka.
Untuk ini kita kadang butuh sarana publik untuk menyatakannya. Disini permintaan maaf tidak semata kepada orang bersangkutan, tapi perlu juga diketahui keluarga, para sahabat dan kolega bisnis. Hal ini bisa dilakukan lewat surat kabar, billboard, pidato di acara dinner gathering atau party dll. Cari ini sering dianggap lebih dramatik, karena memberi anda pengalaman dalam hal public exposure atau public speaking. Jadi, persiapkan diri anda sebaik mungkin, karena ini bukan cara sederhana.
9. Tindakan Nyata.
Satu teknik melakukan kebaikan secara sungguh – sungguh bagi orang yang perlu dimintai maaf. Hubungi kolega bisnis anda supaya mereka mengirimkan karangan bunga, souvenir, mobil baru, lukisan, perabot antik atau apa saja yang dianggap sesuai dan berkenan. Kirimkan barang – barang itu ke tempat kerjanya atau ke alamat rumah. Jangan lupa, berilah alasan mengapa anda melakukannya. Supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman baru, tegaskan permohonan maaf anda bersamanya. Biasanya, tidakan nyata lebih terasa hasilnya dibanding kata – kata.
10. Waktu Jeda.
Kadang anda merasa sudah melakukan banya cara untuk minta maaf, namun tetap saja terasa tidak cukup membawa hasil. Bisa saja orang bersangkutan terlalu kecewa atau memang tak berniat lagi menyambung relasi dengan anda. Jika ini terjadi, tinggalkan masalah itu. Orang memang butuh waktu untuk bisa memberi maaf atau bahkan sama sekali tidak mau memaafkan. Apapun alasanya ! Gunakan penilaian batin terdalam anda. Tinggalkan masalah dan kembalilah ke kehidupan normal. Katakan dalam batin, anda sudah mengambil tanggung jawab dan sudah melakukan yang terbaik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar