Senin, 25 Juli 2011

Melatih Diri untuk Berfikir Secara Kreatif

SANGATLAH tepat apabila dikatakan bahwa kunci setiap keberhasilan dari suatu usaha, dihasilkan dari pola berpikir yang kreatif. Kata yang sederhana memang, namun memberi hasil yang luar biasa, karena dengan berpikir kreatif, kita bisa menikmati kemajuan teknologi, ekonomi, industri dan bidang lainnya.
Lalu, bagaimana cara kita melatih untuk bisa berpikir kreatif? Berikut ini beberapa tips yang harus menjadi kebiasaan orang agar terbiasa berpikir kreatif.

  1. Optimis dalam bertindak
    Sesuatu yang bisa dilakukan seorang manusia, yakinlah siapapun bisa melakukannya, termasuk diri kita! Mulailah berpikir optimis bahwa sesuatu pekerjaan yang akan dihadapi "pasti" bisa dilakukan dan bukan "mungkin" bisa dilakukan. Pola berpikir seperti itu melatih kita untuk tidak menyerah dan bertanggung jawab untuk harus "bisa" dilakukan. Kita menjadi lebih berani untuk masuk ke dalam suatu tantangan dan melatih memeras otak untuk dapat mewujudkan tekad.
  2. Tinggalkan cara berpikir konservatif
    Berani mencoba adalah awal mula keberhasilan. Sesuatu yang tampaknya tidak mungkin, pada kenyataannya akan berbicara lain setelah satu langkah penting; mencoba! Kekhawatiran terhadap suatu perubahan adalah musuh terbesar bagi orang yang berpikir kreatif. Bagi kaum konservatif perubahan adalah tabu, yang menjadikan mereka khawatir mengalami kerugian, bahkan dianggap ancaman, karena telah terbiasa nyaman dan menguntungkan dengan keadaan yang lama. Mulailah berpikir dinamis, inovatif hingga terbiasa dengan pola berpikir yang efisien. Selalulah terbuka terhadap segala macam masukan yang merupakan bahan mentah yang bisa kita olah menjadi sesuatu yang baru, inovatif, dan kreatif.
    Jadi tak ada kamusnya bagi orang yang berpikir kreatif harus berdiam diri, tetapi harus proaktif dalam arti menjemput bola dalam menghadapi sesuatu. Berbuat proaktif berarti membuat diri bebas memilih dalam bertindak, tentunya dengan perhitungan yang matang. Cobalah lakukan hal-hal baru yang belum pernah dicoba untuk memperkaya diri kita hingga mendapatkan suatu pengalaman. Terkadang di atas kertas seseorang sulit untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah dicoba atau belum berpengalaman, namun pada kenyataannya lebih banyak yang berhasil melakukannya daripada yang gagal, disebabkan keseriusannya untuk berhasil, tabu untuk meraih kata gagal, dan ini hanya dapat dicapai oleh dukungan pola berpikir yang kreatif!
  3. Hindarkan pola berpikir "gengsi"
    Seperti halnya pola pikir konservatif, gengsi adalah penghambat besar untuk orang-orang yang ingin berpikir kreatif. Wajar memang orang merasa malu melakukan hal-hal yang sepertinya bukan merupakan levelnya, namun tentunya kita lebih mengagumi seseorang yang berani action dengan segera dari pada orang yang hanya jalan di tempat sambil menunggu kesempatan menghampiri tanpa berbuat apa-apa hanya karena gengsi melakukan yang dalam pikirannya "malu-maluin" atau sepele. Perlu disadari, sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil atau sederhana.
    Teknologi sekarang yang sedemikian canggih, dulunya dimulai dari para penemu-penemu dunia yang pada saat langkah awal mereka terkadang menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang. Bahkan jika kita pelajari biografi para konglomerat dunia, termasuk negeri kita, mereka memulai langkah awal dengan hal-hal yang menurut kita gengsi dilakukan! Jadi perkokoh mental kita untuk tidak gengsi atau malu karena tidak ada yang akan mencibir apabila apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif, inovatif, dan kreatif.
  4. Jagalah kuantitas dan kualitas pekerjaan
    Sudah saatnya berpikir bahwa suatu pekerjaan atau teknologi akan selalu berubah ke arah yang lebih baik dan efisien. Kita pun yang ingin berpikir kreatif jangan cepat merasa puas dengan hasil yang ada. Kemungkinannya adalah perbaiki cara yang ada dengan yang lebih efisien, walaupun masih memberikan hasil yang sama, namun langkah efisien sudah memberikan poin positif. Kemungkinan lain adalah cara yang efisien memberikan hasil yang lebih baik. Dua kemungkinan yang sama-sama luar biasa. Sebaliknya, semakin cepat merasa puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran, berarti tidak membuka tantangan baru, tidak tertuntut untuk berpikir cerdas dan kreatif.
    Cobalah selalu meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil pekerjaan yang ada. Sekecil apapun pekerjaan jangan sekali-kali diabaikan, karena hal itu bisa jadi pendukung mutlak untuk pekerjaan yang besar. Kualitas yang baik mencerminkan keterampilan dalam bekerja, dan bekerja dengan baik mencerminkan kualitas kita dalam berpikir. Semakin tinggi kualitas hasil kerja, semakin tinggi kualitas dalam berpikir.
    Selanjutnya, semakin efisien suatu pekerjaan akan mengakibatkan kelonggaran waktu. Sudah saatnya untuk menambah volume pekerjaan, baik dengan pekerjaan yang sama atau kegiatan lain. Keberanian untuk menerima tambahan pekerjaan melatih kita untuk berpikir lebih kreatif dengan lebih meningkatkan daya berpikir. Cobalah untuk tidak mengeluh dengan setumpuk pekerjaan, sebab itu adalah tantangan yang seharusnya sudah diyakini bakal mampu diselesaikan. Yang sedikit bisa ditangani, yang banyak tentu bakalan bisa juga!
  5. Malu bertanya sesat di jalan
    Diawali dengan sebuah pertanyaan, manusia berhasil mencapai bulan, membangkitkan listrik, menemukan obat-obatan, membuat senjata yang dahsyat, dan lain sebagainya. Proses bertanya menunjukkan pikiran kita dapat kondisi dinamis. Tanpa disadari benak kita yang dipenuhi pertanyaan adalah saat-saat pola berpikir kritis dan kreatif sedang diuji. Bertanya bukan berarti bodoh, rasa ingin tahu yang besar berarti semakin melatih pikiran untuk menjalin pola-pola masalah yang dipertanyakan menjadi suatu bentuk yang merupakan jawaban. Jadikan bertanya sebagai sarana mengembangkan daya kreativitas pikiran. Dengan bertanya, pemikiran kita akan bertemu dengan pemikiran orang lain yang dapat memperkaya cakrawala berpikir, dan dapat menghilangkan kecerobohan bahwa "pikiran kitalah yang paling benar".
  6. Jadilah pendengar yang baik
    Dalam menghadapi kesulitan hidup, semakin kaya seseorang relatif lebih tenang dibandingkan dengan yang serbakekurangan. Kekayaan bukan saja dalam hal harta, namun kekayaan informasi bisa mengalahkan ketenangan si kaya harta. Keterbukaan dalam menerima informasi melatih pikiran untuk merespons suatu masalah berdasarkan konsep-konsep pikiran yang kita miliki. Menjadi pendengar yang baik berarti memahami betul maksud dari informasi yang diterima sehingga memberi kesempatan pada pikiran kita untuk melatih mengolah informasi tersebut dan merespons sesuai dengan yang dikehendaki dunia luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar