MELAKUKAN pemeriksaan kesehatan rutin merupakan salah satu cara tepat menjaga kesehatan. Cara ini membantu mendeteksi dini gangguan sehingga lebih mudah ditangani. Akan tetapi, Anda mungkin malas memeriksakan diri ke rumah sakit secara rutin. Jika demikian, berikut tujuh pemeriksaan sederhana yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.
1. Lakukan tes pernapasan
Asma yang tidak ditangani merupakan pemicu 1,8 juta kunjungan ke ruang gawat darurat dan 4.000 kematian per tahunnya.
Asma bisa membuat Anda kesulitan berolahraga dan melakukan aktivitas sehari-hari. Tapi, hal ini seringkali diabaikan, terutama di kalangan orang dewasa. Studi terbaru dengan melibatkan lebih dari 4.000 lelaki dan perempuan menemukan bahwa 10 persen partisipan memiliki gejala asma yang tidak terdiagnosis. Para pakar menyatakan bahwa sekitar 10 persen orang berusia di atas 65 juga memiliki gangguan ini tanpa menyadarainya.
“Anda mengira mengalami gangguan pernapasan akibat penuaan. Tapi jangan diabaikan. Asma yang dibiarkan tanpa penanganan akan menyulitkan Anda bahkan bisa memicu kematian,” tutur peneliti Paul Enright, MD, dari University of Arizona, seperti dikutip situs rd.com.
Pemeriksaan di rumah
Cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri dua pertanyaan berikut (yang digunakan untuk mempelajari kesehatan pernapasan dari sekitar 27.000 partisipan dalam dua buah studi). Pertanyaan ini sederhana saja tapi bisa mengidentifikasi 90 persen gangguan asma.
1. Apakah Anda kadang-kadang terengah-engah?
2. Apakah Anda mengalami sesak napas saat berolahraga atau mengerjakan aktivitas lain?
Langkah berikutnya
Jika Anda menjawab ‘iya’ terhadap satu atau kedua pertanyaan di atas, terang Enright, mintalah dokter memeriksa Anda. Dokter bisa meresepkan inhaler asma untuk melihat efeknya. Selain itu, dokter juga bisa melakukan tes lainnya untuk memeriksa kemungkinan adanya gangguan asma.
2. Baca telapak tangan
Kekurangan besi akan membuat Anda kelelahan dan mengurangi kekebalan tubuh. Anda bisa mengetahui kondisi tersebut dengan membaca telapak tangan.
Besi merupakan mineral sumber energi tubuh. Besi menarik oksigen dari setiap tarikan napas dan mengirim oksigen tersebut ke sel-sel di seluruh tubuh. Jika kekurangan besi, Anda bisa mengalami gangguan tulang, masalah konsentrasi, sesak napas dan detak jantung tidak teratur. Sayangnya, banyak orang yang keurangan besi tanpa menyadarinya.
“Diperkirakan 20 persen perempuan dan tiga persen laki-laki memiliki kadar besi rendah. Gangguan ini datang secara perlahan sehingga seringkali tidak disadari,” terang Lloyd P. Van Winkle, MD, dari University of Texas Health Science Center di San Antonio.
Pemeriksaan di rumah
Bukalah dan lebarkan telapak tangan Anda. Apakah lipatan di telapak tangan Anda pucat?”Tidak perduli apa warna alami kulit Anda, kepucatan yang tidak biasa dari lipatan telapak tangan, atau warna pucat di gusi dan bagian dalam kelopak mata, merupakan pertanda adanya penurunan aliran darah di pembuluh darah kecil di dekat pemukaan kulit akibat rendahnya kadar besi,” terang Van Winkle.
Langkah selanjutnya
Tanyalah dokter apakah Anda perlu melakukan tes hemoglobin atau tes hematokrit untuk mengukur kadar hemoglobin kaya besi dalam darah. Dokter juga sebaiknya memeriksa kadar sel-sel darah merah. Selain itu, tes serum feritin, untuk mengukur kadar protein yang membantu menyimpan besi, merupakan cara baik untuk melihat kekurangan besi.
3. Periksa denyut nadi
Gangguan ritme jantung merupakan pemicu dari 20 persen kasus stroke. Tes sederhana bisa membantu mencegah kondisi tersebut.
Di Amerika Serikat saja, gangguan irama detak jantung (flutters and crazy palpitations of atrial fibrillation/AFib) merupakan pemicu sekitar 140.000 kasus stroke per tahunnya. Sekitar 70 persen dari kasus tersebut fatal. Akan tetapi, sebagian besar bisa dihindari jika Anda menyadarai bahwa Anda mengalami gangguan irama jantung.
“AFib bukan hanya hilangnya detak jantung yang terjadi sekali-sekali. Anda memiliki irama jantung yang sangat tidak teratur,” terang Eric Prystowsky, MD, direktur Clinical Electrophysiology Laboratory di St. Vincent Hospital, Indianapolis.”Bilik jantung bagian atas hanya bergetar. Hal ini membuat darah menumpuk di jantung, sehingga memungkinkan terjadinya pengentalan darah. Saat satu detakan mendorong darah keluar, darah kental tersebut bisa bergerak langsung ke otak.”
Pemeriksaan di rumah
Cobalah perhatikan irama denyut nadi (temukan dengan cara menempatkan satu jari di leher atau pergelangan) selama satu menit. Pada beberapa studi, tes ini menuntun dokter dalam menemukan lebih dari 90 persen kasus gangguan irama.”Jika detakannya begitu tidak teratur sehingga Anda tidak bisa mengikutinya, cobalah rileks selama satu jam dan periksa lagi,” terang Prystowsky.”Jika masih belum teratur juga, berkonsultasilah dengan dokter.”
Langkah selanjutnya
Setelah mendengarkan jantung Anda, dokter bisa menganjurkan elektrokardiogram, yang bisa memberikan gambaran rinci mengenai detak jantung Anda.
4. Tes diabetes dalam dua menit
Diabetes yang tidak terkontrol akan menggandakan risiko penyakit jantung dan mempersingkat angka harapan hidup sebanyak 10 hingga 15 tahun. Berikut cara yang bisa membantu Anda menghindari masalah ini.
Pemeriksaan di rumah
Lingkari jawaban Anda untuk pertanyaan-pertanyaan berikut, selanjutnya hitung poinnya.
1. Berapa usia Anda? (Di bawah 40: 0 poin; 40-49: 1; 50-59: 2; 60 atau lebih tua: 3)
2. Apakah Anda perempuan (0) atau laki-laki (1)?
3. Apakah anggota keluarga Anda (orangtua, saudara lelaki, atau saudara perempuan) memiliki diabetes? (Tidak: 0; iya: 1)
4. Apakah Anda menderita hipertensi atau sedang menggunakan obat-obatan untuk mengatasi hipertensi? (Tidak:0;iya: 1)
5. Apakaha Anda kelebihan berat badan atau obesitas? (Berat badan normal: 0;kelebihan berat:1;obesitas:2;sangat obesitas:3)
6. Apakah Anda aktif secara fisik? (Tidak:0;iya:-1)
Langkah selanjutnya
“Jika skor total Anda empat atau lebih, kemungkinan Anda mengalami pradiabetes,” terang Heejung Bang, PhD, dari Weill Cornell Medical College.”Jika lima atau lebih, Anda berisiko tinggi mengalami diabetes. Berkonsultasilah dengan dokter untuk melakukan tes darah.”
sumber; Ikarowina Tarigan, mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar