Ketika seseorang terjatuh atau teriris biasanya plester menjadi pertolongan pertama. Tapi tak selamanya penggunaan plester itu benar ada juga yang keliru. Yang juga harus diketahui adalah mitos dan fakta dalam mengobati luka.
Seperti dikutip dari WebMD dan emedmag.com, ada beberapa hal yang salah dan benar mengenai plester pembalut luka, yaitu:
1. Mitos: Membersihkan luka dengan menggunakan alkohol.
Selama ini masyarakat menggunakan alkohol untuk membersihkan luka, padahal hal tersebut salah dan hanya sekedar mitos.
Cara terbaik untuk membersihkan luka terutama yang kecil adalah dengan air mengalir. Setelah itu bilas luka setidaknya selama 5 menit untuk mengeluarkan kotoran, debu dan bakteri yang masuk ke dalam luka.
Sedangkan jika luka yang besar atau terus mengeluarkan darah harus ditangani oleh dokter untuk menghindari pasien mengalami perdarahan.
2. Fakta: Menjaga luka agar tetap lembab
Hal ini benar karena menjaga luka tetap lembab bisa membuatnya cepat sembuh dan membantu menjaga perban agar tetap menempel. Hal ini sangat berguna untuk luka besar dan goresan.
Namun satu hal yang pasti adalah luka harus tetap bersih dan menggunakan lapisan tipis dari salep antibiotik untuk mencegah infeksi.
3. Mitos: Harus membiarkan luka selalu terbuka
Anggapan ini adalah salah, karena dengan membalut luka sebenarnya bisa melindungi daerah tersebut dari gesekan-gesekan dengan pakaian, kotoran dan juga bakteri.
Untuk mengurangi risiko infeksi bakteri, selalu membersihkan luka sebelum menggunakan pembalut serta menggunakan perekat dengan posisi selebar luka dan bukan memanjang.
4. Fakta: Harus membuka pembalut luka secara perlahan
Hal ini adalah benar, karena membuka pembalut luka dengan menariknya secara cepat bisa membuat luka kembali terbuka.
Jika perban terasa menempel di luka, maka rendam dengan menggunakan air hangat untuk memudahkan melepaskannya, lalu lepaskan plester secara perlahan dan lembut.
Untuk menghindari rambut di kulit yang rontok, sebaiknya tarik perban secara bertahap dengan arah yang sama seperti pertumbuhan rambut.
sumber: Vera Farah Bararah – detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar