Senin, 14 Februari 2011

Cara efektif atasi disfungsi ereksi

PENGOBATAN disfungsi ereksi mengalami kemajuan pesat saat obat DE pertama, Viagra (sildenafil), diperkenalkan pada 1998. Akan tetapi, pengobatan DE tidak berhenti di situ saja. Baru-baru ini, serangkaian pengobatan DE, mulai dari pompa, implan dan operasi sudah bisa diakses.

Akan tetapi, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mencoba setiap jenis pengobatan. Bagaimana pun juga, mendiagnosis gejala DE Anda sendiri bukanlah hal yang bijak.

Pil
Viagra, Cialis (tadafil) dan Levitra (vardenafil) melawan DE dengan cara merilekskan otot-otot halus di penis. Proses ini selanjutnya akan meningkatkan aliran darah dan memungkinkan penis mencapai ereksi.

Studi-studi menemukan bahwa phosphodiesterase type 5 (PDE-5) inhibitors ini efektif.”Obat-obatan DE 70 persen efektif membuat penis mengeras sehingga memungkinkan aktivitas seksual,” terang Irwin Goldstein, MD, direktur San Diego Sexual Medicine, seperti dikutip situs health.com.

Selain itu, pil ini umumnya dinyatakan aman. Efek sampingnya berupa sakit kepala, sinus mampat, gangguan pencernaan, dan pandangan berwarna kebiruan. Tapi, semuanya dalam kadar ringan.”Obat-obat DE ini termasuk obat-obat aman,” terang Goldstein.

Jika sedang menggunakan obat-obat DE, terang Goldstein, jangan mengonsumsi nitrat, seperti pil nitroglycerine untuk sakit dada atau obat-obat penenang yang dikenal dengan poppers. Kombinasi obat ini dengan DE, terang Goldstein, bisa menurunkan tekanan darahh hingga kadar berbahaya dan bahkan menyebabkan serangan jantung.

Injeksi
Jika obat-obat oral tidak efektif, dokter bisa menganjurkan obat injeksi yang langsung ke pangkal atau sisi penis. Obat ini dimasukkan melalui jarum kecil. Obat injeksi alprostadil merupakan versi sintetis dari prostaglandin E1, substansi menyerupai hormon yang berfungsi sama dengan pil DE. Beberapa injeksi memadukan alprostadil dengan obat-obatan lain, seperti vasodilator papaverine dan the alpha-blocker phentolamine, untuk meningkatkan efektivitas.

Dokter akan mengajarkan Anda cara menyuntik sendiri di rumah.

Suppositoria
Jika Anda tidak suka menyuntik diri sendiri atau takut terhadap jarum, Anda bisa menggunakan suppositoria yang dikenal dengan nama MUSE. MUSE ini mengandung obat alprostadil. Akan tetapi, cara ini tidak seefektif suntikan langsung.

“Injeksi merupakan pengiriman obat langsung ke penis, sedang suppositoria dimasukkan ke dalam saluran kencing. Saat diserap, obat ini telah kehilangan beberapa kekuatannya,” terang Ridwan Shabsigh, MD, direktur divisi urologi di Maimonides Medical Center sekaligus seorang profesor dari Columbia University di New York City.

Kedua metode ini mendatangkan keluhan yang sama. Laki-laki yang menggunakan inejksi atau MUSE seringkali kehilangan spontanitas bercinta karena memerlukan waktu untuk menggunakan obat-obatan.

Pompa
Pompa ini dinyatakan cukup efektif dalam meningkatkan aliran darah ke penis. Perangkat ini tersedia di pasaran dengan harga yang terjangkau.

Cincin kontraksi
Cincin ini dipasang di sekitar pangkal penis. Cara ini diyakini bisa memperlambat aliran darah meninggalkan penis. Meskipun tidak mempercepat aliran darah ke penis, cincin ini bisa memperlama ereksi begitu ereksi sudah dicapai (misalnya dengan menggunakan pompa vacuum).

Cincin ini sebaiknya digunakan tidak lebih dari 30 menit dan harus segera diangkat begitu Anda merasa dingin, kesemutan atau sakit di area gennital.

Implan
Teknologi implan penis terus membaik.”Impan penis menandingi implan di area tubuh lainnya,” terang Dr. Shabsigh. Berikut dua jenis implan penis yang biasa digunakan:

Implan yang bisa digelembungkan (inflatable implant) merupakan silinder yang ditanam dalam kamar ereksi penis dan dikembungkan oleh pompa hidrolik yang ditanam dalam skrotum.

Implan lunak/bisa dibentuk (malleable implant) merupakan batang semi kaku yang bisa dibengkokkan. Batang semi kaku ini ditanam ke dalam penis, yang selanjutnya bisa diatur secara manual ke dalam posisi ereksi atau lembek.

Operasi
Operasi pembuluh darah jarang dilakukan, tapi bisa menjadi pilihan terakhir bagi beberapa lelaki.”Ada beberapa pasien yang bisa mendapatkan manfaat dari operasi ini. Tapi jumlahnya tidak sampai satu persen dari total penderita DE,” terang Dr. Shabsigh.”Jumlah ini setara dengan bypass arteri koroner dan hanya sejumlah ahli bedah yang bisa melakukannya.”

sumber: Ikarowina Tarigan, mediaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar