Senin, 14 Februari 2011

Hati-hati ternyata darah rendah lebih berbahaya dari hipertensi

Sering merasa pusing dan kepala terasa berputar akhir-akhir ini? Bisa jadi Anda memiliki tekanan darah rendah. Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah gangguan kesehatan umum yang saat ini banyak diderita kaum hawa.

Yang jadi masalahnya, mengobati hipotensi lebih sulit dibandingkan menangani hipertensi. Sebab, obat hipertensi yang sudah banyak dijual di pasaran. Sedangkan, obat untuk mengatasi tekanan darah rendah, nyaris tidak ada obatnya.

Seperti dikutip dari laman Times of India, tekanan darah adalah ukuran gaya yang dihasilkan di dinding sel darah yang sedang beredar. Tekanan darah diukur sebagai sistolik/diastolik. Tekanan darah 120/80 dianggap normal. “Tapi, jika tekanan darah di bawah 90/60, itu dianggap rendah,” kata Dr Sunita Dube, Direktur dari Arya Group Rumah Sakit.

Tekanan darah rendah dapat menyerang siapa saja, mulai usia 17 tahun. Mereka yang mengalami gangguan jantung, penderita diabetes atau wanita hamil juga bisa mengalami tekanan darah rendah. Bila Anda sering merasa lemah, lesu, dan pusing bisa diindikasikan sebagai gejala darah rendah.

Hipotensi biasanya baru menjadi perhatian bila sudah menimbulkan gejala atau gangguan yang berarti. Contohnya, merasa pusing lalu jatuh, atau bahkan sampai pingsan.

Dr Sunita menambahkan, ketika otak Anda, ginjal atau paru-paru tidak mendapat cukup darah, Anda bisa merasakan gejala di atas.

Dokter umum, berbasis di Mumbai, Dhwanika Kapadia, menyatakan, banyak hal yang bisa menimbulkan terjadinya tekanan darah rendah. Salah satunya akibat dehidrasi atau kurangnya asupan garam dalam tubuh.

Penyebab lain dari kondisi ini bisa karena anemia, kekurangan protein atau kurang beristirahat. “Menghabiskan waktu berjam-jam di bawah sinar matahari atau berdiri dalam waktu lama juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah,” kata Dr Sunita.

Dalam banyak kasus, penyebab umum darah rendah adalah dehidrasi atau kekurangan elektrolit dalam tubuh. Agar terhindar dari masalah ini, Anda perlu meningkatkan asupan cairan. Perbanyak minum air putir, air yang dicampur gula atau garam, dan air kelapa untuk mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh Anda.

Dr Sunita juga menyarankan, sertakan buah-buahan dengan kadar air tinggi, seperti semangka dan mangga dalam diet Anda. Kurangi aktivitas merokok, menghindari minuman berkafein dan beralkohol agar terhindar dari risiko darah rendah.

Olahraga seperti berjalan, berlari, lompat tali, berenang atau jogging juga akan meningkatkan sirkulasi darah Anda dan akhirnya mendapatkan tekanan darah kembali normal.

Perlu Anda tahu, tekanan darah rendah memperlambat aliran darah. Untuk itu, lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

sumber: Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti, VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar